Anak merupakan amanah yang Allah titipkan kepada orang tua. Sikap anak pertama kali terbentuk berdasarkan kebiasaan apa yang diajarkan oleh kedua orangtuanya. Bagaimana orang tua mengajarkan kebaikan atau kurang diperhatikan, hal tersebut dapat menjadi bom waktu yang mana akan menuai hasilnya ketika anak tersebut sudah dewasa. Ditambah lagi dengan zaman global saat ini, berbagai kecenderungan mode mulai memengaruhi budaya kita sendiri, sehingga memengaruhi pula pola pikir seseorang termasuk di dalamnya dalam bersikap, berbuat kebathilan atau kebaikan. Lantas bagaimana jika seorang anak melakukan dosa? Apakah orang tuanya juga bertanggung jawab atas dosa anaknya? Simak ulasannya berikut ini?
Dalam suatu ayat Allah memerintahkan agar orang tua terutama laki-laki sebagai kepala keluarga hendaklah mampu mengajak kepada kebaikan keluarganya sehingga dapatterhindar dari api neraka. Sebagaimana dalam firman Allah Subahanahu wata’ala, bahwasanya:
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.”
(QS At-Tahriim: 6)
Juga disebutkan daalam suatu ayat bahwasanya Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
“Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikit pun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya”. (Ath-Thur: 21)
Pada saat anak lahir, ia dalam keadaan Islam, namun bagaimana selanjutnya ia maka tergantung dari apa yang diajarkan oleh kedua orangtuanya, sehingga orang tua bertanggungjawab terhadap sikap anaknya di kemudian hari. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Tiada seorangpun yang dilahirkan kecuali dilahirkan pada fitrah (Islam)-nya. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dijelaskan pula dalam hadits, kebaikan seorang anak itu dapat mengangkat derajat orang tua. Dalam suatu hadits dijelaskan pula bahwasanya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam juga bersabda:
“Sesungguhnya Allah Subhanahu Wata’ala akan mengangkat derajat seorang hamba yang shalih di surga. Kelak ia akan berkata, ’’Wahai Rabbku, bagaimana hal ini bisa terjadi padaku?” Dijawab-Nya, “karena permohonan ampunan anakmu untukmu”
(HR Ibnu Majah dan Ahmad, dan dishahihkan Ibn Katsir)
Suatu hadits menjelaskan bahwa anak merupakan slaah satu amal jariyah bagi kedua orangnya ketika meninggal, demikian pula sebaliknya jika anak berbuat dosa. Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dalam Shahih Muslim bahwasanya:
“Ketika seorang manusia meninggal, maka putuslah amalannya darinya kecuali dari tiga hal, (yaitu) sedekah (amal) jariyah, atau ilmu yang dimanfaatkan, dan anak shalih yang mendoakannya.”
Dan dijelaskan bahwa seorang laki-laki merupakan pemimpin yang bertanggung jawab mengarahkan keluarganya, oleh karena itu ia bertanggung jawab pula jika anaknya berbuat dosa. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Seorang laki-laki adalah pemimpin dalam keluarganya, dan dia akan dimintai pertanggung-jawaban atas apa yang dipimpinnya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Dan setiap pemelihara (orang tua) akan dimitai pertanggungjawaban atas apa yang dipeliharanya (anak). Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
“Setiap engkau adalah pemelihara, dan setiap engkau akan dimintai pertanggung jawaban mengenai apa yang menjadi tanggung jawab pemeliharaannya: Seorang pemimpin adalah pemelihara, ia akan dimintai pertanggung jawaban mengenai apa yang menjadi tanggung jawab pemeliharaannya. Seorang laki-laki juga pemelihara dalam keluarganya, ia akan dimintai pertanggung jawaban mengenai apa yang menjadi tanggung jawab pemeliharaannya. Dan seorang perempuan adalah pemelihara dalam rumah suaminya, ia akan dimintai pertanggung jawaban mengenai apa yang menjadi tanggung jawab pemeliharaannya.” (HR. al-Bukhari)
Dengan demikian, orang tua hendaklah menanamkan nilai Islam sedari dini, karena apa yang dianjarkan orang tua kepada anak saat kecil akan menjadi pondasi sikap dan sifat bagi anaknya kedepan. Dan bagi anak, kasihani orang tua yang telah membesarkan, meskipun zaman sering mengajak kepada kemunkaran, namun tangkislah kemunkaran tersebut dengan iman, karena surga atau neraka kedua orang tua dipengaruhi oleh apa yang dilakukan oleh anak-anaknya.
Wallahu A’lam Bisshawab
0 komentar:
Posting Komentar