RSS

Lagu Plesetan Untuk Mengajar Pendidikan Agama Islam Anak Usia Dini (Taman Kanak-kanak / TK, Kelompok Bermain / KB, , PAUD, TPA dan Sekolah Dasar / SD)

Tuhan saya Allah
(lagu : topi saya bundar)
Allah Tuhan saya
Allah Tuhan kita
Kalau bukan Allah bukan Tuhan kita
Tuhan saya Esa
Esa Tuhan saya
Kalau tidak Esa
Bukan Tuhan saya

Amal yang disukai Allah
(lagu: apa lagi)
Amal apa amal apa yang disukai Allah
Sembahyanglah sembahyanglah tepat pada waktunya.
Apalagi apalagi yang disukai Allah
Sholawatlah sholawatlah pada Nabi Muhammad
Apalagi apalagi yang disukai Allah
Berjuanglah berjuanglah berjuang dijalan Allah

Seragam TK Al-qur’an
(lagu : 2 mata saya)
Lihat seragam kami
di Tk Al-qur’an berbusana muslim, rapi menyenangkan
Yang putra berpeci yang putri berjilbab
baju celana panjang, Aurat tak terlihat
Jalan masuk Surga
(lagu : satu-satu)
Satu-satu aku cinta Allah
Dua-dua cinta Rasulullah
Tiga-tiga cinta Ibu bapak
Satu dua tiga jalan masuk surga
One and one I love Allah
Two and two I love Rasulullah
Three and Three I love father mother
One two and three the way to the heaven

Rukun Islam
(lagu: balonku)
Rukun islam yang lima,
Syahadat sholat puasa
Zakat untuk si papa, haji bagi yang kuasa
Siapa tidak sholat…dor
Celaka diakhirat
Siapa tak bayar zakat
Oleh Allah dilaknat

Rasulku
(lagu: desaku)
Rasulku yang kucinta
Pujaan hatiku, teladan yang utama, tuk kehidupanku
Janganlah kau abaikan, taatilah selalu, apa yang dilakukan jadi pedomanmu

Allah yang Maha Esa
(lagu : balonku)
Allah yang Maha Esa
Pemurah dan pencipta
tempat hamba meminta
Memuji dan berdo’a
Beriman dan berakal untuk bekal hidupku
iikhtiyar dan tawakal
Itulah usahaku.

Muhammad Rasulullah
(iram: apuse)
Muhammad Rasulullah, Penutup nabi dan Rasul, sebagi rahmat bagi alam raya, Muhammad Rasulullah, pemimpin diakhir zaman, shalawat serta salam kami untukmu
Ya Muhammad, rasulullah Ya Muhammad, hamba Alah
Muhammad rasulullah, teladan bagi umatnya Al-qur’an firman Allah pedomannya
Muhammad Rasulullah jasamu amatlah besar, Mari kita teruskan ajarannya.

Aku anak islam
(irama : aku anak sehat)
Aku anak islam, kitabku Al-Qur’an
Ku ingin menjadi orang beriman
Sejakku masih kecil ku selalu mangaji
Ditempat kyai yang berilmu tinggi
Sholatpun aku amalkan slalu
Dhuhur Ashar Maghrib Isya dan subuh
Aku tak pernah lalai
Aku tak pernah lupa
Karena aku ingin jadi penghuni surga

Disini islam disana islam
(irama: disini senang disana senang)
Disini islam
Disana islam
Dimanapun aku tetap islam
Sekarang islam
Besokpun islam
Sampai matiku pun tetap islam
Lalala

Cinta islam
(irama:  desaku)
Islamku yang kucintai
Kujaga selalu
Membuat aku bahagia dan ingin menyatu
Tak akan ku lupakan tak akan bercerai
Selalu kudambakan islam ku yang damai

Aku anak sholeh
(lagu : aku anak sehat)
Aku anak sholeh anak terpuji
Karena selalu dekat Ilahi
Semenjak aku kecil selalu pergi mengaji
Baca Al-qur’an dan berbaik hati
Kurajin sholat sepanjang hayat
Pada orang tua patuh dan taat
Bila aku berdosa cepat-cepat bertobat
Hanya pada Allah yang selalu kuingat

Ayo ayo ngaji
( irama cublak-cublak suweng)
Ayo Ayo ngaji
Ngajine sing tenanan
Ora pareng gojegan
Lungguhe anteng-antengan sing rame kancane setan
Bismillah ayo ngaji 2X

Pergi mengaji
(lagu : matahari terbenam)
Menjelang sore hari ku pergi mengaji
Kubawa buku iqro dengan senang hati
Ayo ayo ayo kita mengaji ayo ayo ayo kita mengaji

Mari Sholat
(lagu : naik naik kepuncak gunung)
Sayang sayang adiku sayang mari kita sembayang (2x)
Satu hari lima kali sujud pada ilahi
Qur`an hadist pedoman kita mari kita amalkan

Rajin Mengaji Dan Sholat Bersama
( lagu : panjang umurnya )
Rajin mengaji, rajin mengaji, rajin mengaji lebih mulia, lebih muliaaa, lebih muulia..
Sholat bersama sholat bersama sholat bersama lebih utama, lebih utama, lebih utama.

Menuntut ilmu
( irama: bebek-bebekku)
Teman-temanku mari kemari, Ikutlah aku menuntut ilmu, disana kita ngaji bersama, Sungguh lho teman oi..itu yang perlu
Reff: Yo ikut ngaji bersama, belajar Al-Qur’an dengan gembira

Santri Kecil
(lagu: bintang kecil)
Santri kecil di TK Al-Qur’an
Bawa Iqro dan bawa Al-qur’an
Rajin sholat dan rajin mengaji
Sayang kawan tak suka bermusuhan.

Pengajian Al-Qur’an
(irama: rasa sayange)
* Mari mengaji mari pergi mengaji, kemasjid dan musholla, serta dimana saja.
Ayo kawan pergi mengaji, jangan lupa bawaa Al-qur’an, untuk bekal dihari nanti, hari akhir menghadap Tuhan
Dengarlah bunyi makhrojnya, agar tepat mengucapkannya, perhatikan bunyi tajwidnya agar tepat panjang pendeknya
Kalau sudah pandai mengaji, amalkan arti maknanya, agar kelak diakherat nanti, kita dapat hidup disurga
Bismillah
Bismillah sudah kuucapkan
Bila aku mulai kerjakan
Setiap amal dan perbuatan
Itulah kawan nabi ajarkan
Allah sayang
Orang berjalan
Ikan berenang
Ular melata
Burung terbang
Hujan turun
Bunga berkembang
Ciptaaan Allah karena sayang

Game Yang ( Tanpa Disadari ) Menghina Agama Islam

Saya sebagai salah satu dari berjuta umat islam di dunia, merasa memiliki kewajiban untuk menyampaikan berita ini . Game adalah salah satu hiburan yang sangat dan sangat digemari orang , apalagi remaja dan anak-anak. tapi tanpa kita sadari … lewat permainan game tersebut kita telah di jajah oleh orang kafir. dijajah dalam hal waktu, yang bisa membuat kita lupa sholat, dijajah dalam hal keimanan.. melalui game,

orang-orang kafir secara tidak langsung menghipnotis kita, agar kita tertarik dengan apa yang kita mainkan, dan lama-kelamaan kita menggilainya, bahkan merasa bahwa apa yang dimainkan tersebut adalah nyata. Ok sob ,, nih ada beberapa game yang mungkin secara sengaja atau tidak telah menghina islam . Saya sangat prihatin sob ,, karen game2 ini ,, justru game yang disukai remaja dan anak-anak islam, bahkan saya mengaku dengan jujur .. pernah memainkan game ini dan sempat mengilainya.. Ya Allah Ampun ya Allah ””. nih sob daftar game-gamenya :::

DEVIL MY CRY 3

secara garis besar game ini menceritakan seseorang yang bertugas untuk menentang syaitan , dan caranya adalah dengan memasuki sarang setan yang terdiri dari 12 pintu.

Sobat bisa melihat pintu tersebut, pintu tersebut adalah jalan menuju alam setan. pertama kali saya lihat pintunya saya merasa biasa saja, tidak ada yang aneh.

Sobat tau ini gambar apa ???? ini adalah Pintu Ka’bah..dengan sengaja pintu dalam game ini dibuat persis menyerupai pintu ka’bah. dengan maksud apa … tidak lain dan tidak bukan adalah dengan maksud menghina kita semua umat islam, karena telah menyembah sarang setan (ka’bah).
Sobat bisa lihat dengan JELASS ,, gambar yang dilingkari tersebut adalah lafadz ALLAH.. Akankah sobat semua terima dengan penghinaan ini. kalo saya sangat tidak terima sob …… lanjut ke game berikutnya ::::

CLIVE BARKER UNDYING

saya sering melihat anak-anak kecil memainkan game ini dengan khusu dan serius sob ,, ya saya merasa maklum.. namanya juga anak kecil. tapi ternyata yang membuat mereka betah memainkan game ini adalah karena mereka digoda sama setan sob… secara tidak sadar mereka sambil bermain game juga sambil ditemanin setan. makanya betah sob.. game ini juga mengisahkan perlawanan terhadap setan. dan letak penghinaanya adalah di saat memasuki istana setan.

Gambar diatas merupakan gambar istana setan. dan sobat bisa lihat sendiri. dengan jelasssss !!! terpampang tulisan arab dan Lafadz Allah. Nauzubillah… ini seolah-olah mengatakan bahwa siapa saja yang menyembah Allah adalah sekutu setan … Atafirullah…semoga yang buat nih game di azab oleh Allah . Aminn !! Lanjut ke game berikutnya..

PRINCE OF PERSIA

Game yang berlatar tempat di Persia atau sekarang adalah Kawasan Iran,Irak,Mesir ini secara keseluruhan memang bertemakan islam, seorang pangeran yang ceritanya membalas dendam ini memang dengan kasat mata tidak ada unsur penghinaanya terhadap islam.

Sobat bisa lihat pedangnya pangeran dastan.. bertuliskan Arab yang Artinya ”“Sebarkanlah ajaranku walau satu ayat pun” (Sabda Rasulullah SAW). lantas dimana unsur penghinaanya ??? didalam Game ini pangeran membunuh siapa saja yang menghalanginya … dan membunuh prajurit-prajurit persia, tahukah sobat bahwa prajurit persia adalah muslim. secara tidak langsung game ini mengatakan bahwa ajaran Rasullulah yang disebarkan adalah ajaran membunuh. dan mengatakan bahwa umat islam adalah kaum barbar. Nauzubillahmindzalik..

GUITAR HERO 3

Orang yang memainkan game ini sob ,, dibuat mabukkk !!! seolah-olah merasakn lantunan lagu dan jingkrak-jingkrak seperti yang di game… tanpa mereka sadari …. Game ini menghina islam dengan Telak dan Jelas ..

Lafdz ALLAH dengan jelas terpampang dilantai panggung dan di injak-injak.. dan coba sobat lihat latar belakang panggung adalah setan-setan semua. Nauzubillah …. semoga Allah yang maha perkasa menghukum dengan hukuman yang pedih ..

game eek

RESIDENT EVIL 4

Game yang bisa dibilang seru dan digemai remaja ini merupakan salah satu game yang menhina Islam sob … di dalam Game ini diceritakan seorang yang bertugas mengemban misi menyelamatkan dunia dari ancaman zombie (mayat hidup) dan zombie disini adalah dikategorikan jahat dan wajib di bunuh. Unsur penghinaanya sebenarnya sudah ada sejak pertama kali main, tapi yang sangat Jelas adakah saat Leon memasuki Sarang Zombie .

gambar kaligrafi dari pintu umar bin khattab dibuat sama persis tanpa diubah Tulisan Kaligrafi yang Berlafadz Nabi Muhammad. dan di tindih dengan lambang iluminati .Nauzubillah…kita dapat mengambil kesimpulan bahwa sarang zombi , berpintu dengan lafadz Nabi Muhammad SAW, jadi maksud dari penghinaan ini adalah ,, kita semua umat islam pengikut nabi Muhammad SAW digambarkan zombie yang wajib dimusnahkan dari muka bumi. NAUZUBILLAHMINZALIK …
ok sob ,,, itu tadi penelusuran saya tentang Game yang Menghina Islam. mari kita musnahkan game tersebut dengan cara tidak memainkannya, saya harap setelah sobat membaca artikel ini,, sobat memberitahukan kepada sobat-sobat yang lainnya yang belom tau,,, sebenarnya hampir semua game memiliki unsur yang sedikit menyinggung Islam, tapi saya rasa game yang telah saya bahas ini ,, sangat telak dan wajib dijauhi . wajib loh sob !!!! saran saya .. marilah kita menggunakan waktu dengan hal yang berguna

Mendidik Anak Secara Islam


Tidak diragukan lagi bahwa setiap orang tua mendambakan anaknya menjadi anak yang saleh, anak yang berbakti kepada orang tua selama hidupnya dan mendoakannya setelah wafat. Tidak ada cara lain untuk menggapai ke arahnya kecuali dengan kembali kepada kitab Allah dan sunah Rasul-Nya dengan mempraktikkannya dalam keseharian, mendidik anak-anak kita di atasnya, menanamkan rasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya di hati mereka dan membiasakan mereka tumbuh di atas ajaran Islam.
Usaha mendidik anak agar menjadi saleh memang tidak gampang, banyak liku-liku yang harus dihadapi oleh orang tua untuk menuju ke arahnya, jika kita melihat ajaran Islam akan nampak jelas rambu-rambu yang selayaknya dilalui oleh orang tua yang menginginkan anaknya menjadi saleh. Rambu-rambu tersebut tidak dimulai ketika anak sudah lahir, bahkan sebelum anak lahir dan sebelum seseorang memasuki mahligai rumah tangga.

Berikut ini di antara rambu-rambu yang perlu dilalui seseorang yang mendambakan anaknya menjadi saleh:

1. Memilih Istri
Selayaknya seseorang memilih istri yang mengenal kewajiban terhadap Tuhannya, kewajiban terhadap suaminya dan kewajiban terhadap anaknya, inilah istri yang salehah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
تُنْكَحُ اَلْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ : لِمَالِهَا , وَلِحَسَبِهَا , وَلِجَمَالِهَا , وَلِدِينِهَا , فَاظْفَرْ بِذَاتِ اَلدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
Wanita itu dinikahi (orang) karena empat hal; karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya, pilihlah yang baik agamanya, niscaya kamu selamat.” (HR. Bukhari-Muslim)
Istri sebagai ibu bagi anak sangat berpengaruh sekali terhadap pribadi anaknya, jika istri seorang yang salehah, maka berpeluang besar anaknya menjadi anak yang saleh. Sebaliknya jika istri tidak baik agamanya, maka dikhawatirkan anaknya akan terbawa.
2. Doa
Doa memiliki peranan penting dalam mendidik anak menjadi saleh, betapa tidak dengan doa sesuatu yang diharapkannya bisa terpenuhi, banyak bukti yang menunjukkan demikian, tidakkah Anda memperhatikan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam ketika ia berdoa,
“Yaa Rabbi, berikanlah kepadaku anak yang termasuk orang-orang yang saleh.”
Maka Allah mengabulkannya,
Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. (QS. Ash Shaaffaat: 101)
3. Membaca Dzikr ketika Hendak Jima’.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَوْ أَنَّ أَحَدَهُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِيَ أَهْلَهُ قَالَ : بِسْمِ اَللَّهِ . اَللَّهُمَّ جَنِّبْنَا اَلشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا ; فَإِنَّهُ إِنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فِي ذَلِكَ , لَمْ يَضُرَّهُ اَلشَّيْطَانُ أَبَدًا”.
“Kalau sekiranya salah seorang di antara mereka ketika hendak mendatangi istrinya mengucapkan, “Bismillah…dst (Artinya: Dengan nama Allah, ya Allah, jauhkanlah setan dari kami dan jauhkanlah setan dari rezki yang Engkau anugrahkan kepada kami), Sesungguhnya jika ditakdirkan mendapatkan anak, niscaya setan tidak akan dapat membahayakannya selamanya.” (HR. Bukhari-Muslim)
4. Memenuhi Hak Anak Ketika Lahirnya
Hak-hak anak tersebut di antaranya adalah:
  • Men-tahnik anak yang baru lahir
Dianjurkan men-tahnik anak yang baru lahir dan mendoakan keberkahan untuknya sebagaimana yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamTahnik maksudnya mengunyah kurma, lalu mengoleskannya ke langit-langit mulut si bayi dengan jari, kalau tidak ada kurma bisa dengan makananan manis lainnya. Dan dianjurkan yang mengolesnya adalah orang yang saleh.
Abu Musa berkata, “Aku dikaruniakan seorang anak, lalu aku membawa kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian Beliau menamainya Ibrahim, men-tahnik-nya dengan kurma, mendoakan keberkahan untuknya lalu menyerahkan kepadaku. Anak itu adalah anak paling tua Abu Musa.” (HR. Bukhari)
  • Memilih nama yang baik untuk anak
  • Mencukur rambutnya pada hari ketujuh
Setelah dicukur rambutnya lalu ditimbang dan disedekahkan dalam bentuk perak. Dalam mencukur dilarang mencukurnya dengan model qaza’ yaitu mencukur sebagian rambut kepala dan meninggalkan sebagiannya yang lain.
  • Mengaqiqahkan
Untuk anak laki-laki disembelihkan dua ekor kambing (sebaiknya yang sepadan umurnya), sedangkan untuk anak perempuan seekor kambing. Hal ini dilakukan pada hari ketujuhnya.
  • Mengkhitannya
Khitan berlaku baik bagi laki-laki maupun perempuan pada hari ketujuh atau setelahnya. Ibnul Qayyim pernah berkata, “Tidak boleh bagi wali membiarkan anaknya tidak dikhitan sampai ia baligh.”
  • Mendoakannya
Dianjurkan mendoakan keberkahan untuk anak sebagaimana yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Demikian juga dianjurkan mendoakan perlindungan buatnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendoakan perlindungan untuk al-Hasan dan al-Husein dengan mengucapkan,
اُعِيْذُكَ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ
Aku meminta perlindungan dengan kalimat Allah yang sempurna untukmu, dari setiap setan dan burung hantu serta dari pengaruh mata yang jahat.” (HR. Bukhari)
  • Menyusuinya
Lebih utama dilakukan selama dua tahun (lihat Al Baqarah: 233).
  • Memberikan makanan yang halal
5. Mendidiknya di Atas Pendidikan Islam.
Ini adalah hak anak yang paling besar, yang seharusnya dipenuhi oleh seorang ayah yaitu mengajarkan anak Alquran dan sunah agar dia mengetahui kewajibannya, tujuan hidupnya dan bisa beribadah dengan benar, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At Tahrim: 6)
Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu berkata, “Ajarilah ilmu (agama) kepada mereka dan adab.”
Contoh pendidikan Islam adalah dengan mengajarkan anak seperti yang diajarkan Luqman kepada anaknya berikut ini,
Dan  ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah  adalah benar-benar  kezaliman  yang besar” (13) Dan Kami perintahkan kepada manusia berbuat baik kepada kedua orang orang tuanya;  ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun . Bersyukurlah  kepada-Ku dan kepada kedua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (14) Dan jika keduanya memaksamu untuk  mempersekutukan  dengan  Aku  sesuatu yang  tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan  baik,  dan  ikutilah jalan   orang   yang  kembali  kepada-Ku,  kemudian  hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (15)
Luqman melanjutkan kata-katanya lagi:
“Hai anakku, sesungguhnya jika ada  seberat  biji  sawi,  dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan  mendatangkannya.  Sesungguhnya Allah Maha Halus  lagi Maha Mengetahui. (16) Hai anakku, dirikanlah shalat   dan   suruhlah  mengerjakan yang   baik   dan cegahlah   dari  perbuatan yang mungkar serta bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya  yang  demikian itu  termasuk  hal-hal  yang diwajibkan .(17) Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia dan janganlah  kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (18) (QS. Luqman: 12-18).
6. Orang Tua Memiliki Akhlak yang Mulia
Seorang anak biasanya mengikuti prilaku orang tua, maka sudah seharusnya orang tua memiliki akhlak yang mulia, janganlah ia tampakkan kepada anaknya akhlak yang buruk karena anak akan menirunya. Hendaknya ia ingat sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
مَنْ سَنَّ فِى الإِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَىْءٌ وَمَنْ سَنَّ فِى الإِسْلاَمِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَىْءٌ
Barang siapa yang mencontohkan perbuatan baik dalam Islam, maka dia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang-orang yang ikut melakukannya setelahnya tanpa dikurangi sedikit pun pahala mereka. Dan barang siapa yang mencontohkan perbuatan yang buruk dalam Islam, maka dia akan memikul dosanya dan dosa orang-orang yang ikut mengerjakannya setelahnya tanpa dikurangi sedikit pun dari dosa mereka.” (HR. Muslim)
7. Mengajarkan Dasar-Dasar Islam
Yakni dengan mengenalkan tauhid kepada anak, mengenalkan pokok aqidah islamiyyah (dasar-dasar aqidah Islam) seperti rukun iman yang enam, juga mengenalkan maknanya Demikian juga mengajarkan rukun-rukun Islam kepada anak seperti makna syahadat, tentang shalat, zakat, puasa, dan hajji.
8. Menanamkan Rasa Cinta Kepada Allah dan Rasul-Nya
Cara menanamkan rasa cinta kepada Allah adalah dengan mengajak anak memperhatikan nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepadanya, misalnya ketika ayah dengan anaknya sedang menikmati makanan, lalu ayah bertanya, “Nak, tahukah kamu siapa yang memberikan makanan ini?” Anak lalu berkata, “Siapa, yah?” Ayah menjawab, “Allah, Dialah yang memberikan rezeki kepada kita dan kepada semua manusia.”
Dengan cara seperti ini Insya Allah rasa cinta kepada Allah akan tertancap di hati anak.
Sedangkan cara menanamkan rasa cinta kepada Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah dengan menceritakan kepada anak sirah atau sejarah hidup Beliau, akhlak Beliau dsb.
9. Menanamkan Rasa Muraaqabah (pengawasan Allah) di Hati Anak
Lihat surat Luqman ayat 16.
10. Membiasakan Anak Mendirikan Shalat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مُرُوْا أَبْنَاءَكُمْ بِالصَّلَاةِ لِسَبْعٍ وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهَا لِعَشْرٍ وَفَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِي اْلمَضَاجِعِ
Suruhlah anak-anakmu shalat ketika berumur tujuh tahun, pukullah mereka jika meninggalkannya setelah berumur sepuluh tahun dan pisahkanlah tempat tidurnya.” (shahih, HR. Ahmad dan Abu Dawud)
11. Melatih Anak Berpuasa di Bulan Ramadhan
Rubayyi’ binti Mu’awwidz pernah berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirim seseorang pada pagi hari Asyura (10 Muharram) ke desa-desa Anshar (untuk menyerukan): “Barang siapa yang sudah berniat puasa maka sempurnakanlah puasanya dan barangsiapa yang pada pagi harinya tidak berniat puasa maka hendaknya ia berpuasa”, maka setelah itu kami berpuasa dan menyuruh anak-anak kami yang masih kecil berpuasa insya Allah, kami pergi ke masjid setelah membuatkan mainan untuk mereka dari bulu domba, ketika salah seorang di antara mereka menangis karena meminta makan, kami berikan mainan itu kepadanya menjelang berbuka.” (HR. Muslim)
12. Mengajarkan Anak Meminta Izin Ketika Masuk ke Kamar Orang Tua
Islam menyuruh para orang tua mengajarkan anak meminta izin jika masuk ke kamar orang tua, khususnya pada tiga waktu; sebelum shalat Subuh, pada siang hari (pada saat tidur siang) dan setelah shalat Isya, lihat  An Nuur: 58.

13. Mencarikan Teman atau Lingkungan yang Baik Bagi Anak
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الرجل على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل
Seseorang mengikuti agama kawannya, maka hendaknya salah seorang di antara kamu melihat siapa yang menjadi kawannya.” (HR. Abu dawud dan Tirmizi, Shahihul Jaami’ no. 3545)
14. Membiasakan Adab-Adab Islam Kepada Anak
Misalnya mengajarkan adab makan, adab mengucapkan salam, adab bersin, adab di majlis, adab menguap, adab ketika tidur, adab berbicara, adab buang air dsb.
15. Mencegah Anak Berprilaku Seperti Wanita atau Anak Wanita Berprilaku Seperti Anak Laki-Laki.
16. Bersikap Adil Terhadap Anak-Anaknya
Contoh tidak bersikap adil terhadap anak-anak adalah seorang ayah melebihkan sebagian anak dalam pemberian dengan meninggalkan yang lain, perbuatan ini hukumnya adalah haram kecuali jika maksudnya membantu karena anak tersebut tidak mampu dengan syarat orang tua memiliki niat di hatinya jika anak yang lain tidak mampu juga maka akan diberikan hal yang sama. Terhadap pemberian yang tidak adil Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اَلَيْسَ يَسُرُّكَ اَنْ يَكُوْنُوْا اِلَيْكَ فىِ الْبِرِّ سَوَاءً
“Bukankah kamu suka, jika mereka sama-sama berbakti kepadamu?” (HR. Ahmad dan Muslim)
17. Tanggap Terhadap Prilaku Buruk yang Terkadang Muncul Pada Anak
Yakni seorang bapak hendaknya tanggap dan tidak membiarkan prilaku buruk muncul pada anak. Jika seorang bapak tidak tanggap terhadap prilaku buruk pada anak maka anak akan terbiasa berprilaku buruk, dan jika sudah seperti ini sangat sulit diarahkan.

Inilah Cara Paling Tepat Mengajakan Anak Adab Sejak Dini

Bagaimana kabarnya Bunda? Pada artikel kali ini saya akan membahas mengenai pentingnya mengajari si kecil mengenai adab sejak dini. Mengapa penting? Tentu saja penting karena adab adalah gandengan dari akhlak, sebuah tolok ukur dari kemusliman seseorang. Adab pula yang akan membedakan antara manusia, ciptaan Allah SWT yang paling mulia, dengan binatang. Oleh karena itu, orang tua hendaknya mengajarkan mengenai adab ini terhadap buah hati sejak dini. Adab berbicara, adab makan, adab bertamu, adab berbusana, dan banyak lagi.
Adab biasa dikenal sebagai etika maupun sopan santun dalam kehidupan sehari-hari. Adab adalah sesuatu yang lebih nyata wujudnya ketimbang akhlak. Seseorang yang beradab, biasanya akan dibarengi pula dengan akhlaknya yang mulia. Oleh karena itu, mengajarkan adab pada anak bisa juga menjadi titik awal pendidikan akhlak bagi anak.

Adab dimulai dari lingkungan yang terkecil, yaitu keluarga, lalu komunitas yang lebih besar seperti sekolah, dan terakhir di komunitas yang lebih luas lagi yaitu masyarakat.
  1. Ajarkan adab dalam lingkungan keluarga
Segala sesuatu dimulai dari keluarga. Pendidikan pertama seorang anak adalah keluarganya. Bagaimana orang tua memberinya teladan dan bagaimana saudara-saudara memperlakukannya. Untuk mengajarkan adab pada si kecil, kita tak usah menggunakan banyak teori. Kita sebagai orang tua tak perlu banyak berkata-kata. Kita tak perlu banyak mengucapkan kata ‘jangan’, ‘jangan main di luar sampai malam’, ‘jangan makan sambil bicara’, ‘jangan membentak pada orang tua’, ‘jangan masuk rumah tanpa mengucap salam’, dan banyak lagi. Percaya atau tidak, anak-anak paling benci dengan kata ‘jangan’. Ketimbang memberi perintah berupa kalimat negatif, berilah ajakan dalam kalimat positif. Contohnya dengan berkata ‘kalau main di rumah teman sampai sore saja ya’, ‘ayo ucapkan salam dulu sebelum masuk rumah’, atau ‘sama orang yang lebih tua bicara mesti sopan dan lembut’.
  1. Ajarkan adab dalam lingkungan sekolah
Lingkungan kedua tempat anak belajar adalah sekolah. Di sana guru dan teman berperan lebih banyak bagi perkembangan akhlak anak. Untuk itu pilihlah sekolah yang baik dan dapat dipercaya untuk mendidik anak anda. Perlu diingat bahwa sekolah yang baik tidak sama dengan sekolah yang mahal.
Ajarkan juga anak tentang adab dalam menjalin hubungan pertemanan dan adab dengan guru. Bawakan anak bekal berlebih dan ajarkan ia untuk berbagi dengan temannya. Ajarkan anak untuk senantiasa mencium tangan gurunya ketika bertemu di luar sekolah. Bersilaturahmi dengan anak ke runah gurunya juga adalah hal yang baik.
  1. Ajarkan adab dalam lingkungan masyarakat


Lingkungan masyarakat adalah ruang lingkup yang sangat luas. Ajarkan anak tentang norma yang berlaku dalam masyarakat, baik yang tersirat maupun tersurat. Untuk yang tersurat, misalnya ajarkan anak adab dalam berlalu lintas. Biasakan mematuhi aturan lalu lintas ketika sedang berkendara bersama anak. Melihat contoh nyata akan lebih baik ketimbang sekadar mendengar nasihat. Ajarkan untuk memungut sampah bila melihatnya dan membuangnya di tempat sampah.
Ajarkan juga aturan yang tersirat, seperti aturan berbusana. Ajarkan anak berbusana muslimah, yaitu menutup auratnya. Dewasa ini banyak sekali orang tua yang ingin membebaskan anaknya berekspresi, namun justru kelewatan bebas dalam hal itu. Anda mesti memberikan contoh baik dalam berbusana serta biasakan anak berbusana muslim. Belikanlah kaos anak muslim untuk mereka, sehingga mereka terbiasa berbusana muslim sejak dini
Pendidikan adalah hal yang sangat penting yang harus dilakukan sejak dini. Pendidikan bisa menjadi tonggak kemajuan seseorang. Baik pendidikan formal maupun nonformal, seperti pendidikan adab dan akhlak. Tentu anda ingin memberi peluang kemajuan bagi anak anda kelak, bukan?

Tips Bermain Sambil Belajar Bersama Anak


Sebagai ibu kita tak boleh kehilangan kreativitas dalam mendidik anak. Saingan kita saat ini adalah televisi, youtube, musik, video dan games yang lebih diminati anak-anak.

Bagaimana agar bisa bersaing mendapat perhatian anak ketika kita mengajarkan mereka ilmu agama?

Berikut ini ada beberapa tips bermain sambil belajar bersama anak yang bisa dipraktekkan:

1. Tebak Kisah Nabi
Menonton video atau membaca buku tentang kisah para nabi memang bagus, tapi lebih baik lagi jika bisa interaktif.

Sebagai orangtua, kita bisa menjadi fasilitator untuk anak kita agar lebih memahami dan mengenali kisah-kisah nabi.

Caranya adalah dengan membiarkan anak memilih ingin diceritakan kisahnya nabi siapa? Misal, anak ingin diceritakan kisah Nabi Ibrahim.

Lalu berceritalah dengan menggunakan media boneka atau gambar, latih intonasi suara agar bisa bercerita dengan dramatis agar lebih melekat di ingatan anak.

Setelah selesai bercerita, coba beri anak pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan cerita yang baru saja disampaikan.

Misalnya: Apa pekerjaan ayahnya Nabi Ibrahim?

Bantu anak dengan memberinya pilihan, misal: A. Pembuat patung berhala B. Raja

Jika kita membiasakan permainan ini setiap harinya (tidak mengapa mengulang-ulang kisah nabi yang sama beberapa kali), in syaa Allah anak akan mudah menghafal kisah para nabi.

2. Pencarian Harta Karun
Agar anak bisa belajar sambil interaksi dan bergerak, kita bisa membuat permainan pencarian harta karun di dalam rumah.

Pertama, siapkan 3 lembar soal! Misalnya soal pertama berupa gambar yang harus diwarnai dengan rapi. Soal kedua berupa titik-titik yang harus dihubungkan dengan pensil, soal ketiga berupa pertanyaan menjodohkan jawaban.

Kemudian sembunyikan 3 lembar soal itu di tempat yang berbeda-beda. Contoh: soal pertama disembunyikan di bawa televisi, soal kedua disembunyikan di laci, soal ketiga disembunyikan di lemari.

Setelah itu bikin clue atau kata kunci yang bisa merangsang anak berpikir untuk mengetahui di mana ia bisa mencari lembar soal yang kita sembunyikan.

Clue 1: Aku berada di dekat benda yang bisa menyala dan menggunakan remote. Benda ini bisa bersuara, dan membuat kita dapat menonton film.

Permainan ini bisa membuat anak bergerak dan menikmati tebak-tebakan clue.

3. Lomba Hafal Quran

Anak juga bisa dirangsang semangat kompetisinya dengan lomba menghafal quran.

Caranya pilih ayat quran yang akan dihafal bersama sekeluarga atau untuk anak-anak dan tetangga. Beri waktu 15 sampai 30 menit. Siapa yang bisa menghafal ayat beserta artinya, akan mendapat hadiah.

Jadi siapapun akan mendapat hadiah meski tidak jadi juara pertama.

Belajar Sambil Bermain Untuk Anak Usia Dini Menurut Pendidikan Islam

Bagaimana pandangan pendidikan Islam terkait belajar sambil bermain untuk anak usia dini? Salah satu pertanyaan yang sampai kepada kami, dari salah seorang teman yang sedang mengajar di sebuah lembaga Islam. Yang mana lembaga tersebut menerapkan sistem mengaji menghafal dan murojaah sambil bermain.

Namun, sebelum kami menjawabnya izinkan kami menyampaikan muqoddimah yang sangat penting. Hari ini konsep belajar sambil bermain telah banyak digunakan oleh lembaga pendidikan di Indonesia.

Kemudian sistem ini merambat masuk ke lembaga pendidikan Islam seperti IT dan SDIT. Menurut mereka cara mengajar seperti ini sangat bagus, alasannya, "Dunia anak-anak memang dunia bermain, jika tidak seperti itu mereka akan bosan!".

Kami katakan, "Ya". Saya juga sepaham dengan kalimat aksioma tersebut. Bermain memang dunia anak-anak. Lantas, apakah mereka harus bermain saat belajar?!

Mari baca pelan-pelan pernyataan-pernyataan di bawah ini yang disampaikan oleh Pakar Sejarah dan Pendidikan Islam, Ustadz Budi Ashari Lc. Kami mengutip tulisan beliau.

Contoh Ulama Besar yang Masa Kecil Tidak Suka Bermain

Setelah Ustadz Budi Ashari LC menjelaskan Muqaddimah secara panjang lebar tentang konsep belajar sambil bermain. Lalu beliau menulis 2 contoh ulama besar yang namanya selalu dikenang di setiap zaman. Mereka berdua adalah Ibnu Jauzi dan Imam an-Nawawi.

Ulama Ibnul jauzi menceritakan sendiri masa kecilnya di kitab Al-Muntadzam fi Tarikh al Umam wal Muluk:

"Sesungguhnya kebanyakan nikmat dari ku bukan karena usahaku, Akan tetapi karena anugerah dari Yang Maha Lembut. Aku ingat bahwa aku ini adalah orang yang memiliki tekad tinggi. Aku berada di Kuttab ketika usia 6 tahun.

Aku ini berteman dekat dengan anak-anak yang sudah besar. Sehingga aku dianugerahi akal yang besar di masa kecilku. Bahkan seingatku saya tidak pernah bermain dengan anak-anak di jalan.

Anak-anak dahulu bermain dengan cara turun ke sungai dan menikmati pemandangan dari atas jembatan. Sedangkan aku di usia tersebut mengambil sebuah juz dari Al Quran dan aku duduk menjauh dari manusia untuk menyembunyikan diri dengan ilmu"

Selanjutnya, berikut biografi Imam An-Nawawi ketika masih kecil seperti yang dituturkan langsung oleh gurunya Syekh Yasin bin Yusuf az-Zarkasyi:

"Aku melihat Muhyiddin An Nawawi saat berusia 10 tahun di Nawa. Saat itu anak-anak kecil lain memaksanya bermain bersama. Tapi An Nawawi menjauhi sambil menangis karena tidak suka dipaksa.

Dia kemudian mengambil al-quran dan membacanya di situasi tersebut. Anak kecil ini diharapkan kelak menjadi orang paling berilmu di zamannya. Kemudian menjadi orang yang paling zuhud dan bermanfaat bagi seluruh manusia". (Tsabaqat Asy Syafiiyyah, As Subki).

Dari kisah kedua ulama besar di atas kita dapat menyimpulkan bahwa ternyata masa kecil mereka tidak suka bermain. Dan mereka lebih menyukai ilmu sejak usia dini.

Walaupun memang bermain terdapat banyak kebaikan. Namun tetap perlu memperhatikan konsep yang jelas sesuai panduan Nabawiyah. Sehingga bermanfaat bagi dunia dan akhiratnya.

Dan yang paling penting manakala ada anak yang tidak suka dengan dunia permainan. Misalnya ia lebih gemar berlama-lamaan duduk di majelis ahli ilmu, maka seharusnya segera diarahkan untuk meraih kebesarannya di usia dini. Jangan justru memaksa mereka untuk bermain yang sebenarnya tidak ia sukai.

Belajar Sambil Bermain dalam Kacamata Pendidikan Islam

Inilah poin utama dalam pembahasan ini. Dalam sejarah, Islam tidak pernah mengajarkan metode belajar sambil bermain. Dahulu di masa kejayaan Islam, anak-anak usia dini belajarnya di Kuttab. Di Kuttab sendiri tidak ada fasilitas tambahan untuk bermain. Yang ada hanyalah halaman, ruangan belajar, aula atau masjid.

Untuk mengenal lebih dalam, silakan baca: Sejarah Pendidikan Islam Kuttab

Jadi mereka bermain hanya memanfaatkan fasilitas apa adanya. Karena sejak awal Kuttab sudah menekankan konsep adab sebelum ilmu. Ketika bermain maka bermain, ketika belajar maka belajar dengan memperhatikan adab-adab menuntut ilmu.

Bukan ada bermain ketika belajar, namun jika ada pelajaran ketika anak bermain, itu mungkin. Lalu, bagaimana kalau anak anak TK atau SD jenuh? Bosan atau jadi malas?

Bosan, rasa jenuh, tidak tertarik dengan pelajaran, tidak bisa diam dan tidak bisa fokus memang sangat mungkin terjadi pada anak usia dini seperti TK dan SD. Tapi di Kuttab justru mengajarkan bagaimana supaya anak anak bisa melewati rintangan tersebut.

Contoh sederhananya, di lembaga Kuttab Al Fatih saya selalu menanamkan adab-adab menuntut ilmu meskipun mereka masih berusia 5 tahun. Saya juga tidak akan memulai pelajaran sebelum mereka duduk tenang dan bersila. Lalu tangan mereka juga bersedakep di atas paha sebagai tanda siap mendengarkan nasehat gurunya.

Biasanya pertama-tama mereka akan mengeluh pegal pegal dan capek. Akan tetapi satu bulan kemudian mereka akan terbiasa dan sangat mudah sekali untuk duduk tenang. Saya pribadi sudah banyak menshare aktivitas sistem belajar seperti ini berupa tulisan maupun video. Silahkan baca di bawah ini:
Kurikulum Kuttab Al Fatih untuk Generasi Gemilang
Konsep Hukuman dan Ketegasan Untuk Adab Anak

Jadi kesimpulannya dalam Islam tidak ada belajar sambil bermain. Sebagai tambahan, Allah berfirman dalam Qs. Maryam,

يَا يَحْيَى خُذِ الْكِتَابَ بِقُوَّةٍ وَآتَيْنَاهُ الْحُكْمَ صَبِيًّا

"Wahai Yahya! Ambillah (pelajarilah) Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan Kami Berikan hikmah kepadanya (Yahya) selagi dia masih kanak-kanak." (Qs. Maryam: 12)

Ibnu Katsir menjelaskan maksud Hikmah di sini adalah pemahaman, kesungguhan, ilmu dan tekad untuk menerima kebaikan. Abdullah bin Mubarak berkata: Ma'mar berkata: Saat itu anak-anak kecil berkata kepada Yahya bin Zakariya: Ayo kita bermain. Lalu Yahya menjawab:

Bukan untuk bermain, aku diciptakan.

Ma'mar berkata: Karena itulah Allah menurunkan ayat tersebut.

Baiklah Sekian dari kami pembahasan tentang belajar sambil bermain untuk anak usia dini dalam pandangan pendidikan Islam.

BELAJAR SAMBIL BERMAIN, METODE BARU BELAJAR AGAMA ISLAM UNTUK ANAK


Saat ini para orang tua tentu ingin memberikan pembelajaran agama Islam yang lebih intens kepada anak. Di era internet ini, pilihan cara belajar anak pun lebih bervariasi. Salah satunya adalah cara baru yang lebih interaktif bagi anak, yaitu memanfaatkan gawai seperti smartphone, ipad, dan laptop untuk belajar sambil bermain.

Tentunya cara ini bisa dimanfaatkan dengan baik, karena anak-anak di usia dini saat ini sudah mulai berkenalan dengan gawai. Teknologi telah sedemikian maju, sehingga Anda bisa memilih pembelajaran agama Islam kepada anak-anak melalui game belajar anak, di layar smartphone atau tablet Anda.

Saat ini memang bermain sambil belajar menjadi solusi tepat agar bisa merangsang minat belajar anak. Dengan permainan menarik, tentu anak-anak semakin bergairah untuk belajar agama Islam, seperti mengaji, salat, berpuasa, berdoa, dan berwudu. Banyak game belajar agama untuk anak, yang tersedia secara online di internet dan bisa diunduh aplikasinya.

Barangkali Anda merasa ragu jika anak-anak menjadi terlalu tergantung pada gawainya? Jangan khawatir para ibu muda yang tidak gaptek, mereka telah mendapatkan solusinya. Sebuah game belajar anak, berupa kartu Flashcard yang memiliki kelebihan tersendiri. Inilah informasi lebih jauh tentang permainan edukasi tersebut.

Kartu Muslim memadukan antara permainan online dan offline, jadi anak tidak melulu belajar melalui layar gawai. Permainan ini menggunakan Flashcard atau kartu bergambar sesuai tema. Permainan ini sesuai dengan tujuan para ibu tersebut, yang ingin mengajarkan anak cara belajar salat, mengaji, doa harian, wudu, hingga belajar berpuasa ramadan.
Anda tinggal mengunduh aplikasi Kartu Muslim di Google Play atau Apple Store. Lalu Anda bisa membeli kartunya di www.kartumuslim .com, anak Anda pun siap belajar agama Islam sambil bermain dengan seru. Inilah yang disebut dengan game belajar anak menggunakan cara baru yang interaktif. Selain anak lebih cepat menguasai materi, permainan juga menarik dengan 15 kartu animasi 3D.
Kartu ini dibuat memakai bahan art carton 310gr yang berkualitas tinggi dengan laminating doff, agar tahan lebih lama serta tidak mudah rusak terkena keringat tangan anak.

Setelah Anda mengunduh aplikasi Kartu Muslim, nyalakan dan masukkan nomor seri yang tertera pada kartu. Anda tinggal mengarahkan smartphone pada kartu dan muncullah gambar animasi 3 D dari kartu! Wow, Anda bisa melihat gambar anak sedang mengaji dalam 3D. Anak Anda pasti dibuat terkagum-kagum dengan aplikasi ini.

Nah, demikianlah bahasan tentang cara baru belajar agama Islam bagi anak, yang pastinya lebih intens dan interaktif. Jadi manfaatkan game baru ini bagi putra-putri tercinta Anda, agar kegiatan belajar mereka menjadi lebih menarik. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba!